Media sosial awalnya hadir sebagai hiburan pendukung dari perkembangan ponsel pintar di dunia. Seiring waktu, fungsi media sosial yang awalnya sebagai alternatif
untuk berkomunikasi dengan teman-teman lama, sekarang menjadi platform
utama aktivitas keseharian sebagian besar orang-orang modern.
Memang media sosial menyenangkan, tapi Anda harus hati-hati.
Pasalnya, media sosial merupakan “racun” yang melemahkan kebahagiaan
Anda dan mengubahnya menjadi stres berkepanjangan.
Menurut seorang psikiatri, Dr Anjali Chhabria, pandangan orang terhadap media sosial mempengaruhi kadar stres mereka.
Terlalu terlibat dan aktif di media sosial, kata Dr Chhabria, bisa
mengundang pikiran yang resah, labil, dan emosi yang tidak seimbang.
“Semakin banyak teman Anda di media sosial, maka rasa penasaran dan
kompetisi terhadap kehidupan mereka semakin tinggi,” urai Dr Chhabria.
Alasan tersebut bisa dibilang masuk akal. Sebab, dewasa ini, banyak
orang menggunakan media sosial bukan lagi untuk komunikasi, tapi untuk
memamerkan pencapaian dan kebahagiaan semu di dunia maya.
“Bukan hanya stres, banyak orang tidak menyadari bahwa media sosial
juga menyebabkan mereka sulit tidur di malam hari. Tubuh yang kurang
tidur rentan stres,” terangnya. Dr Chhabari menganjurkan tiga langkah untuk menghalau stres karena sering menghabiskan waktu di media sosial:
Hidup aktif secara nyata
Berolahraga dan banyak melakukan aktivitas di luar ruangan menstimulasi
produksi hormon bahagia. Sehingga, tubuh pun terasa lebih rileks dan
stres tak mudah datang.
Memang olahraga tidak bisa menghilangkan stres dalam waktu sekejap.
Namun, ampuh dalam mengubah cara pandang dan bagaimana Anda menyikapi
kehidupan secara nyata.
Rajin mengonsumi teh herbal
Banyak jenis teh herbal yang bisa menenangkan pikiran yang sedang
tegang. Seduhlah teh chamomile, ginseng, atau teh hijau untuk membuat
pikiran terasa lebih damai.
Jangan pelit ucapan “Terima Kasih”
Sering mengucapkan “Terima Kasih” tanpa Anda sadari akan menyeimbangkan
hidup Anda setiap hari. Fokuskan pikiran pada hal-hal positif ketimbang
menciptakan kompetisi gaya hidup di media sosial.